Sunday, May 8, 2016

Perahu Kertas

Kisah ini dimulai dengan Hanapi, seorang remaja yang baru lulus SPM, yang selama enam tahun tinggal di Amsterdam bersama neneknya. Hanapi memiliki bakat melukis yang sangat kuat, dan ia tidak punya cita-cita lain selain menjadi pelukis, tapi perjanjiannya dengan ayahnya memaksa ia meninggalkan Amsterdam dan kembali ke Malaysia untuk kuliah. Hanapi diterima berkuliah di kajang, di Kolej Komuniti Hulu Langat.
Di sisi lain, ada Siti, seorang awex yang unik cenderung kepada eksentrik, yang juga akan berkuliah di kolej yang sama dengan Hanapi. Sejak kecil, Siti tergila-gila cerita dongeng. Tak hanya koleksi dan punya taman bacaan, ia juga senang menulis cerita dongeng. Cita-citanya hanya satu: ingin menjadi juru dongeng. Namun Siti sadar bahawa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan dan mudah diterima masyarakat. Tak ingin lepas dari dunia menulis, Siti lantas meneruskan pembelajarannya di Fakulti Sastra.
Siti dan Hanapi dipertemukan dengan pasangan Sufi dan Sara. Sufi adalah sepupu Hanapi, sementara Sara adalah sahabat Siti sejak kecil. kecuali Sara, mereka semua hijrah dari Kuala Lumpur, lalu berkuliah di Kolej yang sama di kajang. Mereka berempat akhirnya bersahabat karib.
Lambat laun, Siti dan Hanapi, yang memang sudah saling mengagumi, mulai mengalami transformasi. Diam-diam, tanpa pernah berkesempatan untuk mengungkapkan, mereka saling jatuh cinta. Namun kondisi saat itu serba tidak memungkinkan. Siti sudah punya kekasih, Kekasihnya bernama Hafiz, Doremon (panggilan yang dengan semena-mena diciptakan oleh siti). Sementara hanapi saat itu dikenalkan oleh sufi dan sara dengan seorang pelajar muda bernama tasya.
Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang. siti lantas menenggelamkan dirinya dalam kesibukan baru, iaitu menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah ia bertemu dengan afzan, muridnya yang paling nakal. afzan dan kawan-kawan berhasil ia dekatkan dengan cara menulis cerita dongeng tentang kisah mereka sendiri, yang diberinya judul: Jenderal afzan dan Pasukannya. siti menulis kisah tentang murid-muridnya itu hampir setiap hari dalam sebuah buku tulis, yang kelak ia berikan pada hanapi.
Kedekatan hanapi dengan tasya yang awalnya malu-malu pun mulai berubah. hanapi disadarkan dengan cara yang mengejutkan bahawa impian yang selama ini ia bangun harus kandas dalam semalam. Dengan hati hancur, hanapi meninggalkan kehidupannya di kajang, dan juga keluarganya di kuala lumpur. Ia lalu pergi ke seremban, tinggal di rumah sahabat ibunya, Pak amir.
Masa-masa bersama keluarga Pak amir, yang semuanya merupakan seniman-seniman tersohor di seremban mulai mengobati luka hati hanapi pelan-pelan. Sosok yang paling berpengaruh dalam penyembuhannya adalah shira, anak saudara Pak amir. hanapi mulai bisa melukis lagi. Berbekalkan kisah-kisah Jenderal afzan dan Pasukannya yang diberikan siti padanya, siti menciptakan lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para koleksi.
Siti, yang juga sangat kehilangan sahabat-sahabatnya dan mulai kesepian di kajang, meniti masa hidupnya. Ia lulus kuliah secepat mungkin dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di kuala lumpur sebagai copywriter. Di sana, ia bertemu dengan kumar, atasannya sekaligus sahabat abangnya. siti meniti karier dengan cara tak terduga-duga. Pemikirannya yang ajaib dan serba spontan membuat ia menjadi orang yang diperhitungkan di kantor itu.
Namun kumar melihat sesuatu yang lain. Ia menyukai siti bukan hanya karena idea-ideanya, tapi juga semangat dan keunikkan yang senantiasa terpancar dari siti. Dan akhirnya kumar harus mengakui bahawa ia mulai jatuh hati. Sebaliknya, ketulusan kumar juga akhirnya meluluhkan hati siti.
Sayangnya, hanapi tidak bisa selamanya tinggal di seremban. Kerana kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, hanapi terpaksa kembali ke kuala lumpur, menjalankan perusahaan keluarganya kerana tidak punya pilihan lain.
Pertemuan antara siti dan hanapi tidak terelak. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi. Semuanya dengan kondisi yang sudah berbeza. Dan kembali, hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran cinta yang mengalir entah ke mana. Seperti perahu kertas yang dihanyutkan di parit, di empang, di kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat yang sama. Meski kadang pahit, sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu.
Diwarnai pergelutan idealisme, persahabatan, tawa, tangis, dan cinta, “Perahu Kertas” tak lain adalah kisah perjalanan hati yang kembali pulang menemukan rumahnya.

7 comments: